Ramadhan baru berjalan 6 hari, tapi selama 6hari ini kok udah mimpiin my dad almarhum (eyang kungnya Azri) udah 2kali ya... Insya Allah doa untuk beliau selalu dipanjatkan setiap selesai shalat. Mungkin karena diriku kangen pak... Apalagi tadi pagi nonton Bp. BJ Habibie yg masih berkabung dengan kepergian istinya dengan memakai hem garis-garis biru putih mirippp banget dengan baju dan perawakan bapakku almarhum... nonton tambah mewek deh... Insya Allah besok mau mengunjungi makam bapak ya pak...
13tahun kurang 15hari, yang kung sudah meninggalkan kami... Tapat tgl 30 Agustus 1997, meninggal secara mendadak karena serangan jantung corener. Beliau memang mempunyai penyakit diabetes dan jantung tetapi selalu rajin control dokter, minum obat serta periksa lab secara rutin. Tak ada firasat apa-apa menjelang kepergian beliau. Masih teringat jelas saat hari itu hari sabtu, 30 august 1997 semua berkumpul dirumah sini, eyang yg baru dikaruniai 2org cucu balita usia 1.5thn & 6bln, terlihat bahagia gendong2 cucunya (sekarang cucumu sudah 9org eyang... Insya Allah mau 10dithn depan, dengan cucu terbesar skrg sdh SMA). Saat sore hari, cucu2 tsb beranjak pulang jadilah kami dirumah tggl ber4.
Shalat maghrib dilakukan secara berjamaah dirumah dilanjutkan makan malam. Kemudian eyang kung berangkat kemasjid untuk shalat Isya. Sepulang dari masjid beliau masih nonton tivi dengan acara favoritnya Family100 sambil tiduran kemudian mengeluh kalo dadanya sakit. Eyang kung masih enggan untuk kedokter, tapi hanya minum abat rutinnya saja.
Semakin lama dadanya semakin sakit, dibawalah kedokter dekat rumah yg mmg specialis jantung dan sudah langganan eyang. Tapi dokter langsung menyarankan untuk segera dibawa kerumah sakit. Sesampai di RS lgsg masuk UGD dan yang eyang sebut hanyalah Allah.. Allah... Allah... tanpa henti... Sesaat akan dipindahkan ke ICU bersamaan dengan datangnya anak lelaki eyang tertua yg mrpkan anak lelaki eyang satu-satu eyang tiba-tiba ngomong : "kon wes teko le.... (kamu sdh datang nak... )" dan dengan itu pula eyang langsung langsung berbisik Allah... ya Allah... (seperti menahan sakit) dan langsung menutup mata untuk selama-lamanya.... Innalillahi Wainnalillahi rajiun.....
kami yang ada dikamar itu tersentak.... begitu cepat kepergianmu eyang... tanpa menyusahkan siapapun... tanpa meminta apapun... obat yang sudah dresepkan dokter seharga 4jt rupiah blm sempat ditebus.. eyang memang hanya menunggu anak lelakinya serasa meninggalkan pesan bahwa minitipkan kami pada anak tertuanya.
30 August 1997 jam 21.30 eyang kung pergi untuk selama-lamanya meninggalkan seorg istri 4org anak, 2 menantu dan 2 cucu laki-laki. Semua keluarga besar tersentak, semua tetangga menangis sesenggukan. Eyang kung merupakan salah satu tokoh dikampung sini, ceramah dan menjadi imam dimusholla terdekat sudah menjadi kegaiatan rutin eyang saat ramadhan dan hari raya. Tak heran byk org yg merasa kehilangan.. berita kepergiaan langsung menyebar kemana-mana. Rumah kami walopun tengah malam sudah banyak yg melayat tapi bagi ibu kami - eyang uti - tak ada air mata mengalir saat suaminya meninggal. Tapi ibu kami hanyalah pingsan sesaat jenazah akan diberangkatkan keliang lahat.
hanya do'a yg bisa kami panjatkan eyang kung... Insya Allah meninggalmu khusnul khotimah.. meninggal dengan sebaik-baik cara secara Islam tanpa meninggalkan tanggungan, hanya ilmu yang engkau tinggalkan kepada kami. Ilmu agama yg sdh ditanamkan sejak kami kecil..
Ya Allah berikanlah tempat yg lapang untuk Ayahandaku.... tempat disisiMu bersama dengan orang-orang yg bertaqwa.... kasihanilah orgtua kami sebagaimana mereka mengasihi kami... Amiin....
13tahun kurang 15hari, yang kung sudah meninggalkan kami... Tapat tgl 30 Agustus 1997, meninggal secara mendadak karena serangan jantung corener. Beliau memang mempunyai penyakit diabetes dan jantung tetapi selalu rajin control dokter, minum obat serta periksa lab secara rutin. Tak ada firasat apa-apa menjelang kepergian beliau. Masih teringat jelas saat hari itu hari sabtu, 30 august 1997 semua berkumpul dirumah sini, eyang yg baru dikaruniai 2org cucu balita usia 1.5thn & 6bln, terlihat bahagia gendong2 cucunya (sekarang cucumu sudah 9org eyang... Insya Allah mau 10dithn depan, dengan cucu terbesar skrg sdh SMA). Saat sore hari, cucu2 tsb beranjak pulang jadilah kami dirumah tggl ber4.
Shalat maghrib dilakukan secara berjamaah dirumah dilanjutkan makan malam. Kemudian eyang kung berangkat kemasjid untuk shalat Isya. Sepulang dari masjid beliau masih nonton tivi dengan acara favoritnya Family100 sambil tiduran kemudian mengeluh kalo dadanya sakit. Eyang kung masih enggan untuk kedokter, tapi hanya minum abat rutinnya saja.
Semakin lama dadanya semakin sakit, dibawalah kedokter dekat rumah yg mmg specialis jantung dan sudah langganan eyang. Tapi dokter langsung menyarankan untuk segera dibawa kerumah sakit. Sesampai di RS lgsg masuk UGD dan yang eyang sebut hanyalah Allah.. Allah... Allah... tanpa henti... Sesaat akan dipindahkan ke ICU bersamaan dengan datangnya anak lelaki eyang tertua yg mrpkan anak lelaki eyang satu-satu eyang tiba-tiba ngomong : "kon wes teko le.... (kamu sdh datang nak... )" dan dengan itu pula eyang langsung langsung berbisik Allah... ya Allah... (seperti menahan sakit) dan langsung menutup mata untuk selama-lamanya.... Innalillahi Wainnalillahi rajiun.....
kami yang ada dikamar itu tersentak.... begitu cepat kepergianmu eyang... tanpa menyusahkan siapapun... tanpa meminta apapun... obat yang sudah dresepkan dokter seharga 4jt rupiah blm sempat ditebus.. eyang memang hanya menunggu anak lelakinya serasa meninggalkan pesan bahwa minitipkan kami pada anak tertuanya.
30 August 1997 jam 21.30 eyang kung pergi untuk selama-lamanya meninggalkan seorg istri 4org anak, 2 menantu dan 2 cucu laki-laki. Semua keluarga besar tersentak, semua tetangga menangis sesenggukan. Eyang kung merupakan salah satu tokoh dikampung sini, ceramah dan menjadi imam dimusholla terdekat sudah menjadi kegaiatan rutin eyang saat ramadhan dan hari raya. Tak heran byk org yg merasa kehilangan.. berita kepergiaan langsung menyebar kemana-mana. Rumah kami walopun tengah malam sudah banyak yg melayat tapi bagi ibu kami - eyang uti - tak ada air mata mengalir saat suaminya meninggal. Tapi ibu kami hanyalah pingsan sesaat jenazah akan diberangkatkan keliang lahat.
hanya do'a yg bisa kami panjatkan eyang kung... Insya Allah meninggalmu khusnul khotimah.. meninggal dengan sebaik-baik cara secara Islam tanpa meninggalkan tanggungan, hanya ilmu yang engkau tinggalkan kepada kami. Ilmu agama yg sdh ditanamkan sejak kami kecil..
Ya Allah berikanlah tempat yg lapang untuk Ayahandaku.... tempat disisiMu bersama dengan orang-orang yg bertaqwa.... kasihanilah orgtua kami sebagaimana mereka mengasihi kami... Amiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar